Pernah nggak sih merasa kepalanya penuh banget, sampai rasanya tidak ada ruang untuk berpikir kreatif?
Saya pernah dan rasanya melelahkan. Ugh! Rasanya semua pikiran di kepala saling bersuara minta untuk didengarkan. Apa ada pesan spesifik yang ingin disampaikan oleh mereka. Kebanyakan sih nggak ada! Terus bikin saya jadi kewalahan sendiri dengan berisiknya isi pikiran di kepala, hingga saya memutuskan untuk mencari bantuan. Waktu itu saya tidak ingin terlalu bercerita, jadi memilih terapi dalam bentuk sentuhan. Hari itu saya dikenalkan oleh teman baik, ada terapi namanya Access Bars. Katanya, “kamu cuma tiduran doang, kak, sambil kepalanya dipegang. kamu nggak perlu bicara atau cerita”.
Di sesi itu, saya hanya berbaring sambil kepala saya disentuh ringan menggunakan teknik Access Bars, tidak berbicara, dan saya hanya menangis selama 60 menit. Saat itu raanya saya butuh menangis, karena merasa tidak bisa mengungkapkannya. Rasanya buat saya terlalu banyak sampai merasa bingung mulai dari yang sebelah mana. Hari itu, saya mengizinkan untuk terlihat rapuh di depan praktisi Access Bars yang baru saya kenal.
Ini adalah sebuah cerita pengalaman di tahun 2023 yang membuat saya terpanggil untuk belajar lebih dalam tentang Accesss Bars di Agustus 2025. Selama periode menjadi klien yang menerima bars, pengalamannya tentu berbeda-beda di setiap sesinya. Hal yang paling saya sukai dari setelah sesi terapi access bars, saya merasa jauh lebih rileks, badan dan pikiran. Wow!
Jujur saya tidak pernah berencana untuk menjadi praktisi Access Bars. Badan saya siap untuk belajar ilmu pengetahuan baru, yaitu Access Bars dan dia juga memilih sendiri Facilitator untuk belajarnya. Keren! Saya hanya bertanya ke badan (untuk mencari data, haha), lalu hasilnya, ada sensasi berbeda di badan dan napas. Kemudian saya baru tahu kalau bertanya ke badan, adalah salah satu tool yang juga dipelajari dalam Access Bars. Kereeen!
Beberapa kali dalam sesi praktek offline, saya kombinasikan terapi aceess bars dengan konseling atau coaching, tergantung dari kebutuhan masing-masing klien. Tentu saja durasinya berbeda dari single session. Manfaatnya beragam dari masing-masing klien; ada yang merasa saat tubuh merasa rileks, dia bisa merasa jelas untuk mengambil sebuah langkah penting atau dalam sesi konseling, dia merasa jauh lebih tenang dan merasa happy.
Apa sih Access Bars itu?
Access Bars adalah teknik terapi dengan sentuhan ringan pada 32 titik di kepala yang dipercaya dapat membantu melepaskan pikiran, perasaan, dan emosi yang mengganggu. Teknik ini termasuk dalam kategori terapi energi dan bagian dari Access Consciousness. Dengan menyentuh titik-titik ini, tubuh diharapkan dapat melepaskan hambatan mental dan emosional, serta meningkatkan relaksasi dan kesejahteraan.
Bagaimana cara kerja Access Bars?
Praktisi Access Bars menyentuh titik-titik spesifik di kepala dengan lembut, yang dikenal sebagai “Bar”, yang terhubung dengan berbagai aspek kehidupan seperti komunikasi, kontrol, keuangan, kreativitas, kebahagiaan, kesedihan dan lainnya. Ketika titik-titik tersebut disentuh secara lembut, energi yang tersimpan di dalamnya terlepas, pola pikir dan emosi yang membatasi mulai berubah, tubuh dan pikiran masuk ke dalam keadaan yang dalam, hampir seperti meditasi.
Manfaat dari Access Bars
Beberapa manfaat yang diklaim dari Access Bars termasuk meredakan stres, mengurangi kecemasan dan overthinking, meningkatkan kualitas tidur, meningkatkan fokus serta produktivitas dan membentu melepaskan pola dan kepercayaan yang membatasi.
Siapa yang membutuhkan Access Bars?
Access Bars dapat bermanfaat untuk siapa saja yang sedang merasa stress, cemas, overthinking, sulit tidur atau terjebak dalam pola hidup yang membatasi. Teknik ini juga cocok untuk mereka yang ingin merasa rileks, meningkatkan kejernihan pikiran, dan membuka diri terhadap perubahan positif.
Apabila ada yang membutuhkan sesi Access Bars, saya bisa dihubungi melalui akun Instagram ya.