Menumbuhkan Kepercayaan dan Rasa Aman.

Saat training coaching sekitar 2 tahun yang lalu, saya pernah bertanya kepada kakak pengajar begini, “Kak, saya mau bertanya mengenai etika. Bagaimana etikanya saat kita (sebagai coach) bertemu dengan klien (coachee kita) di luar ruang coaching – di ruang publik misalnya, apa dan bagaimana cara kita bersikap?”

Kakak pengajar terdiam sebentar dan merespon dengan baik, “Kakak bersikap seperti biasanya kakak saja. Menegur, seperti kita berjumpa dengan orang yang kita kenal atau teman. Hanya saja, kak, saya mengingatkan ke kakak, hindari untuk bertanya tentang diskusi yang hanya terjadi di ruang coaching, ya, kak…”

Ah. Selaras. Buat saya masuk akal dan tetap saling menjaga privacy.

Selama perjalanan training coaching tersebut, kami selalu diingatkan mengenai kompetensi dan etika. Bahwa semua informasi, nama, alamat, usia, data angka & statistik, cerita, riwayat tentang klien – personal dan professional, semuanya bersifat rahasia. Seperti tercantum dalam ICF Core Competency Model, Bab mengenai Co-Creating the Relationship, point Cultivates Trust and Safety (Menumbuhkan Kepercayaan dan Rasa Aman). Peran saya sebagai coach adalah mendukung, menghargai, memahami, mengenali (kebutuhan) klien.

Saya pernah menerima pertanyaan dari seorang klien, yang merupakan teman dari teman saya, “kamu bakalan cerita tentang ceritaku ke dia nggak? Aku butuh kepercayaan darimu..”. Jujur, terkejut sedikit. Namun saya sadar, tidak semua orang memahami mengenai etika ini, karena bisa jadi, sekelilingnya ada yang pernah melakukan merugikan rasa percaya dan aman. Kemudian saya menjelaskan bahwa semua coach, psikolog, terapis, dokter, bahkan karyawan, memiliki etika mengenai rasa aman dan kepercayaan. Klien memahami dan bukan tanggung jawab saya apabila dia masih ada rasa ketidak-percayaan terhadap orang lain.

Di tulisan sebelumnya saya pernah menulis bahwa sesi coaching itu sangat personal dan private. Saya menganggapnya sangat special, karena cuma ada saya dan klien atau klien dengan saya. Tentu hal ini akan terasa, kalau kamu sudah membuktikannya sendiri.

Apa yang sedang kamu pikirkan untuk ambil keputusan itu? Apa kamu membutuhkan bantuan saya untuk membuat keputusan tersebut? Silakan booked di link ini.

By Pitta

a music enthusiast a concert goer

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *